Formulir Pendaftaran
HALAMAN 21
ALAT PENCERNAAN TAMBAHAN
1.PANCREAS
Pankreas merupakan salah satu organ di dalam sistem pencernaan manusia. Secara umum, fungsi pankreas dalam tubuh adalah memproduksi hormon dan enzim untuk menghancurkan makanan di dalam perut.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai fungsi pankreas lebih lanjut dan gangguan yang dapat muncul jika pankreas mengalami kerusakan, juga bagaimana cara menjaga kesehatan pankreas.
Fungsi Pankreas
Pankreas berada di belakang rongga perut dengan panjang 18-25 cm dan memiliki bentuk memanjang, menyerupai ikan. Fungsi pankreas terbagi menjadi dua, yaitu fungsi eksokrin dan endokrin. Berikut penjelasannya:
Fungsi eksokrin
Kelenjar eksokrin adalah kelenjar yang mengeluarkan produknya melalui suatu saluran, menuju ke permukaan tubuh atau jaringan lain di dalam tubuh. Contohnya adalah kelenjar air liur, kelenjar keringat, dan kelenjar saluran cerna.
Sebagai kelenjar eksokrin, pankreas menghasilkan enzim pencernaan yang dialirkan ke saluran cerna. Enzim tersebut memiliki fungsinya masing-masing. Misalnya, enzim lipase untuk menguraikan lemak, kemotripsin dan tripsin untuk mencerna protein, serta amilase untuk menguraikan karbohidrat.
Fungsi endokrin
Sedangkan kelenjar endokrin adalah kelenjar yang menyalurkan produknya ke dalam peredaran darah. Fungsi kelenjar endokrin pada pankreas adalah mengeluarkan hormon, yaitu hormon insulin dan hormon glukagon. Kedua hormon ini berperan dalam mengatur kadar glukosa atau gula dalam darah.
Hormon insulin akan mengikat glukosa dari darah untuk dibawa ke berbagai jaringan di dalam tubuh, agar bisa digunakan sebagai energi. Hormon insulin ini juga penting bagi hati, karena membantu hati menyerap glukosa dan menyimpannya sebagai glikogen. Glikogen berguna sebagai cadangan energi saat tubuh membutuhkan energi ekstra. Saat glukosa dalam darah terlalu rendah, hormon glukagon yang akan memecah kembali glikogen di hati menjadi glukosa.
Apa yang Terjadi Jika Pankreas Rusak?
Pankreas yang sehat akan memproduksi enzim dan hormon dalam jumlah dan waktu yang tepat ketika kita makan. Namun, pankreas yang memiliki gangguan tidak mampu memproduksi enzim pencernaan secara optimal, sehingga penyerapan makanan juga terganggu
Gangguan pada pankreas juga bisa menyebabkan beberapa penyakit yang berbahaya. Berikut ini adalah beberapa jenis gangguan atau kerusakan pada pankreas, antara lain:
Diabetes tipe 1 dan tipe 2
Pada diabetes tipe 2, tubuh tidak menggunakan insulin sebagaimana seharusnya (resisten) dan gula darah naik. Pankreas juga kehilangan kemampuan memproduksi dan melepaskan insulin sesuai dengan kebutuhan tubuh. Sedangkan pada diabetes tipe 1, sistem imun justru menyerang sel-sel pankreas yang menghasilkan insulin, sehingga pada penderita diabetes tipe 1 dibutuhkan suntikan insulin seumur hidup.
Pankreatitis
Penyebab utama dari penyakit ini masih belum diketahui, namun masalah batu empedu dan kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol bisa menjadi salah satu pemicu. Pada pankreatitis akut dan kronis, pankreas mengalami peradangan dan rusak, karena zat pencernaan yang dihasilkannya sendiri. Pankreatitis bisa menyebabkan kematian jaringan pada pankreas.
Fibrosis kistik
Penyakit fibrosis kistik atau cystic fibrosis disebabkan oleh adanya gangguan genetik yang menimbulkan kelainan pada pankreas dan paru-paru. Kondisi ini bisa menyebabkan diabetes atau masalah pencernaan.
Kanker pankreas
Kanker pankreas bisa dikatakan sebagai penyakit yang diam-diam mematikan, karena gejala awalnya sedikit dan bahkan tidak terlihat. Pada pankreas terdapat beberapa macam sel dengan tipe yang berbeda, dan masing-masing berpotensi untuk menjadi ganas. Yang paling sering berkembang menjadi kanker adalah sel yang terdapat pada saluran pankreas.
Pseudokista pankreas
Rongga berisi cairan yang disebut dengan pseudokista dapat terbentuk setelah terjadinya serangan pankreatitis. Pseudokista pankreas dapat diatasi dengan melakukan bedah drainase, namun pada sebagian penderita dapat sembuh dengan sendirinya.
Selain beberapa penyakit di atas, gangguan atau kerusakan lainnya pada pankreas adalah tumor sel islet pankreas di mana produksi hormon meningkat tajam, serta pembesaran pankreas, baik dengan fungsi yang normal sehingga tidak diperlukan penanganan, maupun akibat suatu penyakit yang membutuhkan pengobatan.
Bagaimana Cara Menangani Gangguan Pankreas?
Agar terhindar dari beberapa penyakit di atas, Anda perlu menjaga kesehatan pankreas. Cara sederhana yang bisa dilakukan adalah dengan mengubah gaya hidup yang dijalani. Ini bisa dilakukan dengan mengonsumsi makanan sehat dengan gizi yang seimbang, olahraga secara teratur, dan menjaga berat badan tetap ideal.
Selain itu, hindari merokok dan kurangi mengonsumsi minuman beralkohol, atau bahkan berhenti sama sekali. Merokok dan minum minuman beralkohol secara berlebihan bisa merusak fungsi dan kesehatan pankreas.
Namun, jika Anda sudah terlanjur mengalami gangguan pada fungsi pankreas, Anda dapat melakukan pengobatan sesuai dengan gangguan yang dialami, antara lain:
Penyuntikan insulin
Suntikan insulin ini biasanya diberikan pada penderita diabetes tipe 1, atau pada diabetes tipe 2 yang sudah tidak bisa diobati dengan obat minum. Gunanya adalah untuk menurunkan kadar gula darah.
Pemberian enzim
Pemberian enzim pankreas ini diberikan pada mereka yang mengalami fibrosis kistik. Pemberian enzim biasanya dilakukan melalui suplemen enzim.
Drainase (Menguras)
Drainase ini dilakukan pada penderita pseudokista dengan memasukkan jarum dan selang ke dalam pseudokista melalui kulit, kemudian selang dihubungkan dengan rongga perut atau usus. Ini untuk mengeluarkan atau mengeringkan kista.
Reseksi kanker pankreas
Operasi ini dilakukan dengan mengangkat kandung empedu, sebagian kepala pankreas, dan bagian pangkal dari usus halus.
Operasi pseudokista
Operasi pseudokista bisa dilakukan dengan teknik laparotomi atau laparoskopi. Laparotomi adalah operasi dengan sayatan panjang vertikal di perut. Laparoskopi adalah operasi melalui beberapa sayatan kecil, menggunakan alat berupa teropong dengan kamera. Kedua teknik operasi ini dilakukan untuk mengangkat pseudokista.
Transplantasi sel islet
Transplantasi ini masih dalam penelitian dan dilakukan untuk menyembuhkan diabetes tipe 1. Transplantasi dilakukan dengan mengangkat sel islet penderita dan digantikan dengan sel islet pankreas dari pendonor.
Transplantasi pankreas
Transplantasi ini dilakukan pada penderita fibrosis kistik dan diabetes, dengan menggunakan pankreas pengganti dari pendonor.
Mulailah membiasakan diri untuk menjalani gaya hidup sehat dengan berhenti merokok dan mengurangi konsumsi minuman beralkohol. Selain itu, Anda disarankan untuk menghindari pola makan tidak sehat yang dapat menyebabkan obesitas. Untuk mengetahui kesehatan pankreas dan mendapatkan penanganan atas gangguan yang terjadi, konsultasikan pada dokter secara menyeluruh.
2.HATI (HEPAR)
Hati
adalah organ penting pada tubuh manusia. Hati merupakan kelenjar pencernaan
terbesar yang memiliki fungsi menghasilkan cairan empedu berwarna hijau tua,
dan terasa pahit. Empedu yang dihasilkan hati dikumpulkan dalam suatu tempat
yang umumnya disebut kantung empedu. Kantung empedu merupakan suatu tempat yang
memiliki panjang 7 hingga 10 sentimeter yang terletak di bawah hati. Dilansir
Encyclopaedia Britannica (2015), jaringan hati terdiri dari massa sel yang
disalurkan melalui saluran empedu dan pembuluh darah. Baca juga: Sistem
Ekskresi Manusia Sel-sel hati membentuk sekitar 60 persen dari jaringan dan
melakukan lebih banyak fungsi metabolisme daripada kelompok sel lain dalam
tubuh. Setiap hari hati mengeluarkan sekitar 800 hingga 1.000 mililiter empedu
yang mengandung garam empedu yang dibutuhkan untuk pencernaan lemak dalam
makanan.
Fungsi hati Hati tidak hanya berfungsi sebagai
alat ekskreasi, tapi juga memiliki banyak fungsi metabolisme dan sekresi.
Berikut fungsi- fungsi hati: Menetralkan racun Hati juga memiliki fungsi
menghilangkan sebuah racun yang masuk ke dalam darah. Di mana membersihkan
zat-zat berbahaya. Contoh zat-zat berbahaya, seperti alkohol dan obat-obatan
yang diminum sengaja atau tidak sengaja. Melancarkan metabolisme lemak dalam tubuh
Hati juga berfungsi mengeluarkan lemak. Lemak yang keluar dari tempat
penyimpanannya akan diangkut lewat darah menuju hati.
Selanjutnya
lemak tersebut akan dipecah menjadi sebuah asam lemak dan gliserol. Lemak diubah
menjadi asam lemak dan kemudian menjadi karbohidrat atau keton tubuh dan
diangkut oleh darah ke jaringan Tempat pembentukan dan pembongkaran sel darah
merah Sel darah merah yang tua atau usang akan hancur di hati, limpa, dan
sumsum tulang. Hati akan menghasilkan sebuah sel darah merah baru yang
berangsur-angsur diambil alih sebuah sumsum tulang. Di mana terdiri 3 juta sel
yang melewati hati yang akan dihancurkan. Metabolisme protein Hati memproduksi
protein serum darah, termasuk albumin dan dan beberapa faktor pembekuan, dan
memasok mereka ke darah.
Dalam
hati terdapat asam amino yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Selanjutnya akan
dikelurkan dalam bentuk urea dan asam urat yang melalui sel hati ke dalam
darah. Menyimpan vitamin dan mineral Zat-zat kecil seperti vitamin dan mineral
dapat disimpan oleh hati. Terdapat juga vitamin larut lemak, seperti vitamin A,
D, E, dan K. Mensekresikan cairan empedu Hati juga akan menghasilkan produk
sampingan berupa cairan empedu. Empedu ini kemudian disalurkan ke usus untuk
memecah lemak selama pencernaan dan membantu membuang limbah sisa dalam bentuk
feses. Cairan empedu terdiri dari garam empedu, air, kolestrol, bilirubun, dan
elektrolit. Cairam empedu sangat diperlukan pada usus kecil. Membantu dalam
proses pencernaan makanan.
Dikutip
situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbu), kerja ginjal untuk
mengeluarkan zat-zat tidak berguna bersinggungan erat dengan fungsi hati.
Awalnya darah akan disaring terlebih dahulu oleh hati untuk dipisahkan dari
limbah-limbahnya. Limbah dari darah selanjutnya dipecah oleh hati menjadi zat
urea. Kemudian urea akan dibawa ke ginjal dengan aliran daerah untuk menjadi
urine
Berikut
struktur hati: Lobus kanan Lobus kanan merupakan bagian terbesar di hati. Di
mana memiliki ukuran 5 hingga 6 kali lebih besar daripada lobus kiri. Lobus
kiri Lobuh kiri merupakan bagian hati yang memiliki bentuk lebih runcing dan
kecil daripada lobus kanan. Pada lobus kanan dan kiri dipisahkan oleh fissura
yang terbentuk dari gabungan beberapa ligamen. Vena hepatika Vena hepatika
merupakan pembuluh darah yang berfungsi mengangkut darah yang terdeoksigenasi
dan darah yang telah disaring oleh hati. Darah tersebut berasal dari lambung,
usus kecil, usus besar, pankreas.
Hati Vena sentralis Pada bagian tengah setiap lobulus, vena akan bersatu menjadi vena yang besar yaitu vena hepatika dan mengarah ke dalam vena kava interior. Lakuna Lakuna adalah ruangan yang memisahkan antara satu lobulus dengan lobulus lain.
3.EMPEDU
Fungsi usus dalam proses pencernaan terdengar lebih familiar dibandingkan dengan fungsi empedu. Padahal fungsi empedu juga penting dalam proses pencernaan di dalam tubuh, lho.
Empedu memiliki peran penting dalam sistem pencernaan dan sistem ekskresi manusia. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai empedu dan juga fungsinya dalam tubuh.
Apa itu empedu?
Empedu adalah cairan kuning-hijau dan bertekstur lengket yang membantu pencernaan makanan. Cairan ini mengandung bilirubin dan biliverdin. Kandungan ini yang membuat urine berwarna kuning dan tinja berwarna coklat.
Cairan ini diproduksi oleh hati dan kemudian disalurkan menuju kantung empedu. Kantung empedu sendiri adalah kantung berbentuk seperti pir dan memiliki dinding tipis berukuran sekitar 7 hingga 10 cm, berada tepat di bawah hati.
Cara kerja empedu dalam tubuh
Kantung empedu dan cairan empedu saling berkaitan dalam menjalankan fungsinya, membantu pencernaan makan. Ketika makanan masuk ke dalam tubuh dan dicerna lambung, kantung empedu akan bereaksi untuk mengeluarkan cairan empedu.
Setelah dikeluarkan dari kantung empedu, cairan ini kemudian akan membantu proses pencernaan sebelum makanan masuk ke dalam usus dua belas jari.
Uniknya, meski seharusnya cairan empedu ditampung di kantung empedu, ternyata manusia bisa hidup tanpa kantung empedu. Ini karena empedu yang berasal dari hati bisa langsung dialirkan menuju usus dua belas jari.
Kondisi hilangnya kantung empedu bisa disebabkan oleh penyakit atau gangguan, seperti terjadinya batu empedu. Dalam kondisi parah, hingga menimbulkan sakit akut, maka dokter akan melakukan pengangkatan kantung empedu atau yang disebut kolesistektomi.
Setiap harinya, hati akan memproduksi sekitar 500-600 mililiter. Kemudian akan ditampung di kantung empedu. Jika masih tersisa setelah digunakan, maka cairan empedu akan tetap disimpan di dalam kantung empedu sampai digunakan kembali oleh tubuh.
Fungsi empedu
Di samping cara kerjanya yang unik, empedu juga sebenarnya memiliki fungsi yang sangat penting bagi tubuh. Berikut ulasannya:
Membantu penyerapan vitamin
Empedu membantu memproses dan mencerna lemak, saat makanan akan diproses di usus dua belas jari. Sebagian besar proses pencernaan terjadi di usus dua belas jari. Termasuk mencerna lemak.
Cairan empedu diperlukan untuk membantu mencerna lemak. Memecah lemak dan membuatnya menjadi partikel yang lebih kecil yang disebut kilomikron.
Dengan memecah lemak, maka cairan empedu juga membantu tubuh dalam menyerap vitamin yang larut dalam lemak, yaitu vitamin A, D, E dan K.
Membantu enzim lipase
Enzim lipase adalah enzim yang dihasilkan pankreas untuk mengemulsi lemak. Semantara itu, empedu berfungsi untuk ikut membantu enzim lipase mengemulsi lemak hingga membentuk molekul yang disebul micel.
Kemudian micel akan kembali diproses oleh enzim lipase hingga menjadi kilomikron. Setelah itu lemak bisa disalurkan ke seluruh tubuh.
Selain itu, empedu juga membantu fungsi enzim pencernaan. Karena kemampuan menciptakan sifat basa, ia berfungsi menetralkan sifat asam, dan membuat enzim pencernaan bekerja optimal.
Membantu penyerapan lemak dalam tubuh
Cairan empedu berfungsi mencerna lemak. Setelah dicerna lemak akan melalui proses kembali yang mengubahnya menjadi asam lemak, yang kemudian akan disalurkan ke pembuluh getah bening.
Asam lemak kemudian bisa diserap sistem getah bening untuk membantu melawan infeksi di dalam tubuh. Selain itu asam lemak bisa disalurkan ke aliran darah untuk berbagai fungsi, termasuk untuk membantu pertumbuhan jaringan dan perbaikan sel.
Membuang racun dari tubuh
Fungsi lainnya dari empedu adalah membuang racun dalam tubuh. Seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa empedu berperan penting dalam proses ekskresi manusia.
Karena racun disekresi ke dalam tubuh melalui empedu, kemudian empedu akan melewati proses pencernaan dan racun tersebut ikut terbawa hingga proses akhir dan dikeluarkan bersama feses.
Oleh sebab itu, tubuh tetap memerlukan cairan empedu. Dikutip dari Healthline, kurangnya cairan empedu dapat menyebabkan penumpukan racun dalam tubuh.
Satu lagi fungsi empedu menurut buku Future Perspective in Gastroenterology adalah berperan dalam mendistribusikan imunoglobulin dan antioksidan.
Selain fungsi yang telah disebutkan, empedu juga memiliki fungsi sebagai pelindung tubuh dari bakteri. Alasannya karena kondisi basa yang mampu diciptakan empedu membuatnya mampu melawan atau menghambat mikroba yang ada di dalam tubuh.